Kalau kita lihat peta, Kerajaan Batak ini dapat dikatakan terletak di sepanjang Langkat – Deli – Siak di pantai timur Sumatera, terus ke Alas – Gayo – Simalungun di bangian tengah, dan bisa jadi sampai ke Singkil – Barus di pantai barat Sumatera. Kalau demikian, siapa yang bermukim di sekitar Danau Toba? Kalau sekiranya ada sedikit kebenaran dari silsilah orang Batak Toba, berarti sekitar 1500-anlah mereka mulai bermukim disitu bersamaan dengan ketika kerajaan Batak masih tegak dipimpin Raja Tomyam atau Raja Timur Raya.
Merujuk pada keterangan di atas, jadi muncul pertanyaan besar (baru), siapa yang berdiam di dekat Danau Toba itu, dan kenapa mereka tetap menamai diri Orang Batak sampai sekarang, padahal kerajaan Batak tadi sudah tidak eksis? Apakah mungkin mereka termasuk daerah taklukan Raja Tomyam, atau mungkin dibawah kendali para Panglima yang tidak bersedia menganut Islam? Atau mungkin sudah lebih dulu mereka bermukim di sekeliling Danau Toba baru kemudian menjadi Islam kerajaan Batak, dan karena itu mereka memutus hubungan dengan Kerajaan Batak tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah semestinya lebih dulu kita jawab, baru kita dapat merangkak menelusuri kebenaran itu ke arah hulunya. Terus terang harus diakui bahwa belum cukup keterangan dari sejarah guna menjawab pertanyaan-pertanyan seperti tersebut di atas. Namun demikian, dengan keterangan yang ada ini, menjelaskan kepada kita beberapa persoalan.
Pertama, mungkin sudah tidak betul pemahaman kita selama ini bahwa Toba merupakan induk/asal persebaran dari orang Batak seluruhnya. Yang lebih benar barangkali, tidak sekaligus (atau bergelombang-gelombang) rombongan orang Batak eksodus dari dekat Tamiang ketika mereka hendak mencari tempat permukiman baru di sekitar Danau Toba, jadi dinamai orang Toba, demikian juga Simalungun, Pakpak, Karo, Silindung, Pardembanan, Sipirok, Angkola, Mandailing, dan lain sebagainya. Barangkali sesama mereka masih bergaul dan saling berkunjung, kalau memungkinkan, dan melalui (relasi) itu menjadi terpeliharalah adat dan identitas (marga) kebatakan dahulu yang mereka bawa dari tanah asal. Tetapi, lama kelamaan karena sulitnya komunikasi, mungkin lebih mudah bagi beberapa kelompok menjalin hubungan dengan orang Batak yang sudah Islam dipesisir dan juga dengan orang asing. Lama kelamaan, menjadi semakin berbeda pula mungkin adat istiadat dan bahasa mereka.
Kedua, kalau disimak dari mitos dan silsilah itu, langsung dari Tuhan diturunkan Si Raja Batak melalui Si Boru Deak Parujar. Ini berarti, mereka tidak lagi mengakui bahwa mereka berasal dari daerah kekuasaan Raja Timur Raya. Putus sudah pertalian (hubungan) mereka, jejak kakinyapun tidak akan pernah lagi diinjak, asap perapiannyapun tidak lagi dilirik (bogas ni patna so ra degeon, timus ni apina na so ra idaon). Kalau demikian, mungkin orang-orang yang keras hati Batak yang baru ini, orang yang berani merintis jalan baru. Mereka adalah orang yang meretas jalannya sendiri, mencari dan menggapai perikehidupan yang lebih baik. Bukan tipe yang pasrah pada keadaan, yang mudah menyesuaikan diri. Mereka adalah orang-orang perintis kehidupan baru, dan pionir yang cerdas dan bijak menghadapi segala tantangan.
Agar tampak lebih jelas sifat yang kedua itu, kita akan coba membandingkan Batak “baru” ini dengan orang Australia si putih mata (white Australians). Kita bandingkan, karena agak banyak kemiripan sejarah diantara keduanya.
Keduanya sama-sama orang yang hijrah (Batak menghijrahkan diri, Australia Putih diasingkan). Sama-sama memutuskan hubungan mereka dari tanah asalnya. Batak dipisahkan gunung dan lembah, Australia Putih dipisahkan laut, gunung dan lembah.
Orang Australia (putih) pertama kali hadir di Benua Australia pada tangal 26 Januari 1788. Pada hari itu, diturunkan mereka dipinggir pantai di Teluk Botany (New South Wales, Australia), 548 laki-laki dan 188 perempuan. Merekalah orang Austalia putih pertama, semua mereka adalah orang buangan dari Inggris/Irlandia selaku orang hukuman (convicts). Mereka jauh berbeda dari imigran Eropa pertama ke Amerika,kebanyakan berperilaku sopan dan penganut agama (pilgrims).
Latar belakang orang Australia putih pertama itu berpengaruh terhadap karakter mereka sampai sekarang. Seperti ditulis seorang Australia (Rob Goodfellow, Australia in Ten Easy Steps), sangat berbeda sekali orang Australia dengan orang lain di dunia ini. Kalau kebanyakan orang merayakan kemenangan, kejayaan, atau kegagahan seorang panglima, orang Australia sebaliknya, merayakan peristiwa kekalahan. Pada setiap tanggal 26 Januari itu, minum-minum arak (grog) orang Australia sambil menyebut-nyebut nama Ned Kelly, seorang Australia pertama dari Irlandia, seorang berkumis dan setengah gila, berpakaian kaleng karatan yang memerangi (menembaki) musuhnya untuk mendirikan Republik Victoria. Pada tanggal 27 April, orang Australia bermabuk-mabukan kemudian tidur mendengkur sampai siang hari untuk merayakan kekalahan serdadu mereka pada peperangan Gallipoli.
Pendek kata, karakter orang Australia, “Aussie Battler”, adalah bahwa tekad kerja keras, itulah yang lebih berharga dibandingkan keberhasilan suatu pekerjaan. Mencoba jauh lebih berharga daripada berhasil. “Triying” is afforded more support and symphaty than “succeeding”. Orang yang “gagal” dan menjadi “lemah” karena terus menerus berjuang melawan yang kuat, itulah orang terhormat dan disegani, bukan raja, atau pemenang, atau si kaya. To struggle establishes a “Battler’s” Credentials. To Fail heroically proves it.
Ketiga, kalaulah betul orang Batak (Toba) yang berdiam di sekitar Danau Toba itu dahulu, adalah orang-orang yang meninggalkan Kerajaan Batak di bawah kekuasaan Raja Tamiang (Tomyam), semata karena meneruskan dan melestarikan “kebatakan” mereka, tentu semuanya itu akan tercermin dari watak, hukum, dan adat kebiasaan mereka. Kalau begitu, kira-kira bagaimana gerangan watak atau “partondion” mereka itu?
Sumber Parakitri Simbolon
13 responses to “Siapakah yang berdiam di sekitar Danau Toba”
pungka gultom
September 16th, 2011 pukul 20:03
Bukannya memperjelas asal usul Batak, tapi malah bikin orang semakin bingung. Kalau hanya REKAAN dan tidak melalui suatu PENELITIAN ILMIAH, lebih baik tidak ditulis seperti ini. Lebih baik kita meyakini kalau leluhur Batak itu sesuai dengan cerita yang lama, dimana suku Batak berasal dari Asia seputaran Laos yang sudah ada sedikit bukti persamaan karakter dan kata-kata.
ellen wisandra fan
April 8th, 2014 pukul 10:30
soory ye sayA lahir dibatak mengapa kau menghianati tempat aku lahir dasar pengecut TUHAN YESUS berkata”jika kita mengejek orang lain maka dia sendirilah yang pengecut”jangan berani berani ye sama gua meskipun saya anak perempuan dikira gue takut sama cowok yang besar,berotot tapi penghianat,pengecut,gak percaya TUHAN YESUS,tidak tau diri pula
hnaga
September 19th, 2011 pukul 17:03
Justru penjelasan diatas mencoba mengajak mencari tahu asal usul sebenarnya ditimbang orang batak terbenam dalam pemikiran statis dan menerima keyakinan sipele begu
Barnaba
September 23rd, 2011 pukul 10:19
kenapa orang batak susah menerima perbedaan, setiap diskusi yang menyinggung kesukuan apalagi Agama pasti orang batak bereaksi keras bahkan tidak bermoral
entah
November 24th, 2011 pukul 08:47
To: Bamba.
Mengertikah anda apa yang anda katakan?
kalau yang anda sendiri tidak mengerti apa yang anda katakan bagaimana anda
dapat mengerti apa yang tidak anda mengerti!
simak, pahami,mengerti.simpulkan. dan jangan langsung berkomentar sebelum anda mengerti!.
Salam dari Orang Indonesia.
B a r n a b a
November 30th, 2011 pukul 12:45
wahai bung entah yang mengaku bangsa Indonesia, saya atau anda yang mengerti bahasa Indonesia , kalau tidak mengerti biar saya jelaskan :” Kenapa orang batak susah menerima perbedaan”, maksudnya kalau anda mengatakan setiap Batak adalah Kristen, tetapi si Maulana Nasution dari mandailing mengatakan tidak semua batak itu kristen,; Pasti anda ngotot mengatakan Batak itu identik Kristen, sedangkan si Maulana Nasution dari mandailing bahwa Batak itu adalah Islam, karena sama sama ngotot wal hasil si Maulana mengatakan kami bukan orang Batak tetapi kami orang Mandailing; secara logika siapa yang rugi jelas orang Batak sendiri bukan orang Indonesia.
Jadi kalau yang anda sendiri tidak mengerti apa yang anda katakan bagaimana anda
dapat mengerti apa yang tidak anda mengerti!
simak, pahami,mengerti.simpulkan. dan jangan langsung berkomentar sebelum anda mengerti!.simak, pahami,mengerti.simpulkan. dan jangan langsung berkomentar sebelum anda mengerti!. Hidup Orang Batak dan Horas Orang Indonesia
Salam Kenal kawan !
kingofbatak
Januari 19th, 2012 pukul 19:00
Benar benar salah ney tulisan… Terlalu menganalisa dengan pikiran sndiri…kerajaan batak sudah tidak eksis??? Emang ada raja batak??? Sapa rajanya???
Margamu adalah kerajaan mu…
adil
Januari 29th, 2012 pukul 09:00
memang benar kalau anda mengatakan bahwa orang batak tidak punya kerajaan itu sangat salah, karena batak bukan batak toba saja, Karo orang batak juga. Sebelum Kerajaan Deli ada satu kerajaan Aru/Haru di deli tua rajanya adalah orang Batak Karo termasuk kerajaan Deli, coba anda cari buku sejarah tentang kerajaan- kerajaan di Sumatera (Melayu)- Batak adalah melayu tua (Antropology)
ellen wisandra fan
April 8th, 2014 pukul 10:35
barusan saya belajar batak memiliki raja dan raja itu memiliki sepasang anak anak pertama laki” itu sangat ganteng,anak perempuannya angat cantik suatu hari putranya pergi meninggalkan ayah dan ibunya pergi kenegara lain utk menambah pengetahuan pada saat pulang dia baru sadar jika ayah dan ibunya sudah meninggal dan kerajjannya pun habis karena dijajah oleh palembang adik perempuannya ekarang menjadi pelarian
kartikeya
Juni 6th, 2014 pukul 17:09
kasihan sekali org batak ni hahaahha,,,,sejarahnya sendiri di hina,dilecehkan,,gak ada yg takut kualat yaaaa??? saya bkn org batak,,tapi setelah saya pelajari lebih kurang 8 – 10 Thn,, ternyata org batak itu independen,,disebut bangsa Batak,,bukan orang batak ,,hahahah kok pada semrawut ya hahhah
badu
September 22nd, 2014 pukul 16:02
arti kata batak aja “dipenggal” gan, karna dulu ada peperangan antara kerajaan di daerah sekitar danau toba dengan kerajaan pagaruyuang dari sumatera barat. dan kata batak itu sendiri ditujukan karena Sisingamangaraja X (kakeknya Sisingamangaraja XII) mati dipenggal oleh pihak kerajaan minangkabau itu. (monggo di search di gugel, ada banyak referensi) 🙂
badu
September 22nd, 2014 pukul 16:08
oya, dan suku karo bukan batak gan. ini harus diperjelas. karna karo sejatinya budayanya lebih dekat dengan suku pakpak, alas atau gayo di aceh selatan. memang mirip juga dengan simalungun, tapi dengan toba sudah agak jauh. suku karo sejatinya adalah suku sendiri yang tidak disebut batak. jika anda melihat orang2 tua yang asli suku karo, anda akan berpikir seperti melihat orang2 dari india selatan seperti yang juga terdapat di aceh. saya suku karo. dan kata kakek saya, hanya pembaruan media jawa sajalah yang membuat hampir semua suku di sumut itu disebut atau diidentikan dengan kata batak.
nainggolan
November 27th, 2014 pukul 15:09
tapi gan pernah saya baca bahwa marga di daerah karo itu berasal dari tanah batak toba.