Pada tahun 1895  dipantai timur sumatera meluas sampai ke daerah Padang Lawas, wilayah ini langsung berbatasan dengan daerah toba, yaitu Habinsaran, tempat air terjun Si Gura-gura yang dikunjungi oleh Modigliani dan Guru Somalaing Pardede pada 1890. Seorang Pejuang Musli yang terdesak oleh Belanda  bernama Dja Karim alias Ongku lari ke pedalaman mencari hubungan dengan pengikut Parmalim yang dipimpin oleh Guru Somalaing Pardede Dja karim adalah seorang Muslim.Guru Somalaing Pardede menjumpai Dja Karim, berdasarkan mata-mata Belanda bahwa antara Guru Somalaing dengan Dja Karim telah membuat persekongkolan untk menyerang Belanda, sekembalinya dari dari pertemuan tersebut Belanda menangkap Guru Somalaing Pardede dibantu penghianat-penghianat dari kalangan sendiri, dan menahannya di Tarutung dimana tempat asisten residen Belanda yang juga merangkap hakim tertinggi untuk tanah Batak.

Pada tanggal 31 Januari 1896,Guru Somalaing Pardede dihadapkan ke pengadilan.Dari berita acara perkara serta lampira dan pengantarnyakita mengutip bunyi tuduhan kepada Guru Somalaing Pardede beserta sebagian dari tanya jawab antara hakim dengan Guru Somalaing Pardede. Sebagai pemimpin Parmalim Guru Somalaing Pardede harus mempertanggung jawabkan gerakan dan ajarannya.

Tuduhun utama yang dikenakan kepada Guru Somalaing adalah :

1- Sejak masuknya Belanda di Balige pada tahun 1883, ia bertindak sebagai penasihat Sisingamangaraja XII dan mendorongnya agar terus melawan Belanda, malah Belanda menganggap Guru Somalaing Pardede lebih berbahaya dari Sisingamangaraja XII sendiri.

2-Guru Somalaing Pardede selama beberapa tahun mendampingi Sisingamangaraja XII sampai terjadi pertentangan antara Guru Somalaing Pardede sengan Sisingamangaraja XII, karena dianggap terlalu menonjolkan diri sendiri.

3-Dari persembunyiannya didaerah yang belum dikuasai Belanda Guru Somalaing Pardede memasuki daerah-daerah kekuasaan Belanda dan menghasut masyarakat untuk mengadakan perlawanan, agar rakyat hanya menerima perintah dari Sisingamangaraja XII dan mengatakan bahwa tidak lama lagi akan tiba waktunya gomponi(Belanda/kompeni) akan terusir.

4-Guru Somalaing Begitu berpengaruh sehingga bisa melindungi Modigliani dan selamat memasuki daerah-daerah Batak Bebas.Bahwa sejak bertemu dengan Modigliani Guru Somalaing Pardede mencetuskan ajaran baru yang merupakan pencampuran dari agama asli,Islam dan Kristen, dengan nama Parmalim.

5 Guru Somalaing mengakuanggi ni Tuhan (adik Tuhan) dan menyatakan bahwa tidak lama lagi Raja Rum akan muncul untuk mengusir Belanda, lalu kerajaan Sisingamangaraja  akan pulih dengan bantuan Raja Rum.

6-Guru Somalaing Pardede menganjurkan agar kepala-kepala adat didaerah Belanda menolak pengangkatan oleh Belanda dan menerima pengangkatan dari Raja mereka sesungguhnya, yaitu Sisingamangaraja , serta menyuruh rakyat agar tidak mau membayar pajak dan rodi.

7- Guru Somalaing Pardede membawa pasukannya sejumlah 60 orang untuk bertemu dengan Dja Karim di Pegunungan Habinsaran lalu mengadakan persekongkolan.

Dalam pengadilan pemerintahan Belanda (asisten residen) mendasarkan wewenangnya kepada keadaan perang menurut pasal 48 Regeringsrelement (undang-undang Kolonial Belanda). Oleh karena itu ia dapat bertindak sebagai hakim sekaligus penuntut.

Bersambung —–

sumber “Toba na sae”